Kami Jadi Santri – Di tengah hiruk pikuk perkembangan teknologi dan era globalisasi, MI NU 22 Al Islam Jati—yang lebih akrab dikenal masyarakat dengan sebutan MI Dluwak—hadir sebagai lembaga pendidikan yang berkomitmen melestarikan nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, dan ke-NU-an sejak dini. Sebagai bagian dari lembaga di bawah naungan Nahdlatul Ulama, MI Dluwak tidak hanya fokus pada kecerdasan akademik, tetapi juga mengakar kuat pada pembentukan karakter dan spiritualitas peserta didik.
Sekilas Tentang MI Dluwak
Terletak di Desa Jati, MI Dluwak adalah madrasah yang telah lama menjadi bagian penting dari pendidikan dasar masyarakat sekitar. Dengan tenaga pendidik yang berpengalaman dan semangat membangun karakter santri, MI Dluwak terus berkembang sebagai madrasah yang unggul dalam prestasi dan berakar pada tradisi Islam Nusantara. Salah satu ciri khasnya yang unik adalah kegiatan “Hari Santri Setiap Tanggal 22”, sebuah program rutin yang menjadi ikon dan semangat madrasah dalam mengenalkan tradisi ke-NU-an.
Hari Santri Setiap Tanggal 22: Tradisi yang Menjadi Inspirasi
Setiap tanggal 22 di setiap bulan, MI Dluwak melaksanakan kegiatan spesial yang sangat ditunggu oleh seluruh warga madrasah: memperingati Hari Santri dengan mengenakan busana santri. Para siswa laki-laki tampil dengan sarung, baju koko, dan peci, sementara siswi mengenakan busana muslimah yang sopan dan rapi. Tak hanya sebatas pakaian, hari itu diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti:
-
Pembacaan Sholawat Nariyah dan tahlil
-
Kajian ringan tentang sejarah santri dan ulama NU
-
Tausiah dari guru atau tokoh masyarakat
-
Doa bersama untuk para pahlawan dan pejuang agama
Kegiatan ini bukan sekadar simbolik atau seremoni. Lebih dari itu, ia merupakan bentuk pembiasaan dan penanaman identitas yang penting bagi peserta didik untuk mengenal akar tradisi dan perjuangan para pendahulu.
Kenapa Harus Tanggal 22?
Tanggal 22 merujuk pada Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Penetapan ini berasal dari peristiwa bersejarah, ketika pada 22 Oktober 1945, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, mengeluarkan Resolusi Jihad yang menyerukan kewajiban membela tanah air bagi seluruh umat Islam Indonesia. Seruan ini memicu semangat perlawanan terhadap penjajah, khususnya dalam peristiwa heroik 10 November di Surabaya.
Presiden Joko Widodo kemudian menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional pada tahun 2015, sebagai bentuk penghargaan terhadap peran besar para santri dan ulama dalam sejarah perjuangan bangsa. Bagi MI Dluwak, memperingatinya setiap bulan adalah upaya menjaga ingatan sejarah dan menumbuhkan rasa bangga menjadi santri.
Selaras dengan Tujuan Madrasah
Kegiatan Hari Santri bulanan ini sangat erat kaitannya dengan visi dan misi MI Dluwak, yaitu “Membentuk peserta didik yang cerdas, berakhlak mulia, dan berwawasan ke-NU-an.” Madrasah bukan hanya tempat belajar akademik, tetapi juga tempat pembentukan karakter dan spiritualitas.
Melalui pembiasaan ini, siswa belajar tentang:
-
Adab dan tata krama santri
-
Kepedulian sosial dan cinta tanah air
-
Menghormati ulama dan guru
-
Menjaga akidah Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyyah
Ini adalah modal penting bagi anak-anak untuk menghadapi tantangan zaman, sekaligus tetap teguh pada jati diri mereka sebagai santri NU.
Lebih Dari Seragam, Ini Tentang Karakter
Banyak yang mengira bahwa Hari Santri di MI Dluwak hanya tentang memakai sarung dan kerudung putih. Tapi sesungguhnya, ini adalah gerakan internalisasi nilai. Anak-anak dilatih menjadi pribadi yang sederhana, tawadhu, berani menyuarakan kebenaran, dan mencintai bangsanya.
Hari Santri juga menjadi sarana untuk mengenalkan tokoh-tokoh NU, sejarah perjuangan mereka, dan warisan nilai-nilai keislaman yang damai dan moderat. Bahkan, siswa kelas bawah pun bisa menyebut nama KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahid Hasyim, hingga Gus Dur—tokoh yang menjadi inspirasi dalam kehidupan santri.
Baca juga : peringatan hari kartini 2025
Akhir Kata: Dari Dluwak untuk Bangsa
Kami Jadi Santri – MI NU 22 Al Islam Jati (MI Dluwak) terus bertransformasi menjadi madrasah yang tidak hanya unggul dalam nilai, tetapi juga dalam menanamkan karakter kebangsaan dan keagamaan. Kegiatan Hari Santri Setiap Tanggal 22 adalah bukti nyata bahwa MI Dluwak serius dalam menumbuhkan identitas santri dan cinta NU sejak dini.
Karena kami percaya, bahwa santri hari ini adalah pemimpin masa depan. Dan dari Dluwak, akan lahir generasi-generasi hebat yang cinta agama, bangsa, dan budaya.
Salam Santri! Siap Mengabdi untuk Negeri, Menjaga Tradisi, dan Merawat NKRI.